Menentukan topik, masalah, membatasi masalah dan penentuan judul



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Sampai sekarang masih banyak diantara mereka yang ingin menulis tetapi masih bingung bahkan tidak tahu persiapan apa saja yang harus dilakukan prapenulisan. Selain itu, sebagian besar mereka belum bisa membedakan antara topik dan judul, dalam lingkup karya ilmiah.
Mereka  menganggap judul itu sama dengan topik. Anggapan itu salah,  karena judul sangat berbeda dengan topik. Judul adalah kepala karya tulis ilmiah, sedangkan topik adalah pokok-pokok permasalahan yang dijadikan objek pembahasan.
Dalam memilih masalah kadang para mahasiswa dibingungkan dengan bagaimana mencari dan merumuskan judul penelitian yang akan dilakukannya , kondisi ini sangat keliru sekali. Masalah tidak sama dengan judul penelitian. Masalah adalah adanya  kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi. Oleh karena itu, sebelum menentukan judul,  kita harus menemukan masalahnya terlebih dahulu.
Itulah sebabnya, dalam penyusunan makalah ini  penulis akan membahas bagaimana menentukan topik, masalah, membatasi topik dan penentuan judul sehingga diharapkan setelah ini mereka mampu untuk memahaminya dan supaya tidak kesulitan lagi dalam memulai penulisan karya tulis ilmiah.

B.     Rumusan Masalah
Dari paparan diatas dapat dirumuskan  sebagai berikut:
1.      Bagaimana menentukan topik, masalah, membatasi masalah dan penentuan judul?


BAB II
 PEMBAHASAN
A.    Pemilihan Topik
Kegiatan prapenulisan dimulai dengan menentukan topik. Ini berarti seorang penulis menentukan apa yang akan di bahas di dalam tulisan. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber. Topik dapat diperoleh melalui pendengaran, penglihatan dan perasaan. [1]
Dalam konteks ini, membaca dengan tekun dan kritis akan memberikan sumbangan yang besar dalam perolehan ide. Pengalaman merupakan sumber informasi yang sangat penting. Di samping itu, seorang penulis dapat menemukan topik tulisan dari pengamatan melihat lingkungan.[2]
Penulis juga dapat menulis tentang pendapat, sikap dan pandangan sendiri atau orang lain, tentang khayalan atau imajinasi. Jadi, sebenarnya topik karangan dapat ditemukan di mana-mana.[3]
Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan prapenulisan karya tulis ilmiah dimulai dari adanya proses perencanaan. Tanpa adanya persiapan atau perencanaan maka tujuan yang ingin dicapai dalam menulis sulit tercapai.
Menurut Sutrisno Hadi, setidak-tidaknya terdapat empat hal yang bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan pemilihan topik penelitian itu. Topik tidak berada di luar jangkauan kempuan peneliti  (manageable topic), data dari topik mudah didapat (obtainable data), topik cukup penting untuk diteliti (significance of topic), dan menarik untuk diteliti (interested topic).[4]

1.      Manageable Topic
Suatu penelelitian tidak akan berhasil jika tidak mempunyai bekal cukup dengan pokok masalah yang akan diteliti. Penelitian tidak dapat dilakukan dengan mengambil apa saja yang di jumpai ditengah jalan. Oleh karena itu, selain pengetahuan, kecakapan tentang cara mengolah data yang telah terkumpul juga sangat penting. Sehingga tidak menimbulkan kebingungan saat data telah terkumpul.[5]
2.      Obtainable Data
Meskipun kita dapat memilih topik yang sangat baik, namun belum tentu data yang diperlukan tersedia dan mudah diperoleh. Data itu sangat diperlukan dalam mengembangkan penelitian. Misalnya menggunakan metode wawancara dan pergi ke lapangan tetapi respondennya berada di lokasi sulit dijangkau  seperti kawasan pelosok Irian, Vietnam atau Israel. Selain itu metode pengumpulan datanya , harus sudah menjadi pengamatan saat mengajukan proposal penelitian.
Oleh karena itu, dalam memilih topik penelitian itu perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini[6] :
a.       Apakah sumber-sumber data (kepustakaan) untuk mengembangkan penelitian tersedia secukupnya dan mudah diperolehnya.
b.      Apakah teknik pengumpulan data dan/informasi cukup dikuasai sehingga menjamin untuk dapat menangkap data/ informasi itu.
c.       Apakah tidak ada faktor pribadi (dalam diri peneliti) dan faktor luar yang akan merintangi kegiatan pengumpulan data.
3.      Significance of Topic
Topik yang dipilih harus merupakan topik yang sangat penting untuk diteliti. Yang menjadi pertimbangan memilih topik yang sangat penting harus didasarkan pada dua hal. Pertama,  sumbangan hasil penelitian nya dapat memenuhi minat akademis ( academic interests) dan minat masyarakat luas ( social interests). Kedua, sifat topik yang tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti orang lain.[7]
4.      Interested Topic
Setelah memperhatikan tiga pertimbangan topik di atas, hal ini seolah-olah merupakan faktor yang ada diluar peneliti. Selanjutnya, kita memerhatikan faktor yang ada di dalam diri peneliti itu sendiri. Faktor tersebut adalah minat dan semangat; artinya topik yang dipilih itu harus benar disertai bahkan didorong oleh minat dan semangat yang besar.[8]
Minat dan semangat ( yang besar ini ) timbul dari rasa ingin tahu secara ilmiah (scientific curiosity) dengan maksud mencari kebenaran ilmiah (scientific truth). Berarti minat bukan timbul dari maksud yang bersifat prasangka atau kecenderungan yang bersifat pribadi (based attitude).[9]
Salah satu kelemahan peneliti adalah kegiatan itu tidak di dorong oleh maksud mencari kebenaran ilmiah itu, melainkan oleh keinginan untuk membuktikan kebenaran pendapat pribadi. Data dikumpulkan sepanjang dapat memperkuat pendapat pribadi itu, sedangkan yang melemahkan atau yang bertentangan dengan pendapat pribadi itu di gelapkan.[10]
 Oleh karena itu, dalam hal memilih topik, milikilah kesadaran untuk bekerja tanpa prasangka, tidak peduli apakah kenyataan yang diperoleh itu bertentangan dengan pendapat atau keinginan pribadi itu.[11]

Tahap ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam aktivitas menulis. Menurut Donald Murray dalam Tompkins menyakini bahwa lebih dari 70% waktu kita dalam menulis terletak pada tahap prapenulisan. [12]
Oleh karena itu, sebelum menulis, penulis hendaklah bersungguh-sungguh  dalam menyiapkan tulisan pada saat prapenulisan berlangsung.

B.     Masalah
Masalah penelitian adalah terdapatnya ketidakcocokan antara kenyataan yang diperoleh dari pengamatan, hasil analisis atau informasi langsung dengan yang diharapkan atau dengan landasan teori yang semestinya ada.[13]
Sedangakan menurut penulis masalah adalah segala sesuatu hal yang berada di sekitar kita yang menarik perhatian, ketika hal itu ditemukan maka segera akan dicarikan  solusinya. Dengan menemukan dan menguasai (memahami) masalah yang kita hadapi, semakin jelaslah tujuan yang kita inginkan. Semakin sering kita banyak menyelesaikan masalah maka peluang kesuksesan akan semakin besar. Jadi, seringlah mencari masalah dan hadapi masalah itu dengan kesabaran dan ketekunan. Pelajari masalahnya, pahami  lalu rencanakanlah dan lakukan rencana yang telah kita buat secara efektif dan efisien maka ketika berhasil kita akan merasa puas dan senang.
Dalam memilih masalah kadang para mahasiswa dibingungkan dengan bagaimana mencari dan merumuskan judul penelitian yang akan dilakukannya , kondisi ini sangat keliru sekali. Masalah tidak sama dengan judul penelitian.[14]
Masalah adalah inti persoalan yang tersirat dalam judul penelitian. Masalah adalah pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan untuk dicari jawabannya melalui langkah-langkah ilmiah dan berpikir ilmiah seorang penliti. Jadi, masalah dalam penelitian harus betul-betul belum ditemukan jawabannya oleh peneliti.[15]

C.    Pembatasan Topik
Membatasi topik berarti mempersempit dan memperjelas konteks pembicaraan. Untuk mempermudah proses pembatasan tersebut, dapat digunakan gambar, bagan atau cara visualisasi yang lain. Dengan membatasi topik, sebenarnya juga telah menentukan tujuan penulisan. Tujuan penulisan disini diartikan sebagai semacam pola yang mengendalikan tulisan secara menyeluruh. [16]
Dengan menentukan tujuan penulisan, penulis tahu apa yang akan dilakukan, apa yang diperlukan, berapa luas lingkup tulisan, siapa pembaca, sudut pandang penulisan, dan pola penggarapannya. Secara eksplisit tujuan itu dapat dinyatakan dalam bentuk tesis atau pernyataan maksud.[17]
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pembaca dan bentuk tulisan. Siapa yang menjadi pembaca; apakah umum, siswa atau komunitas tertentu, setelah itu bentuk tulisan harus diperhatikan apakah puisi, cerpen, drama, artikel atau tulisan lain. Penentuan pembaca dan betuk tulisan akan berimplikasi pada gaya penulisan dan pemilihan bahan.[18]
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membatasi topik adalah untuk memudahkan penulis dalam penulisan karya ilmiahnya secara efektif dan efisien.
Bagan alir prapenulisan secara ideal dapat diperhatikan bagan berikut :
1.       Apa yang akan kita tulis?
2.       Sumber topik
a.       Buku bacaan, surat kabar, internet dan lain-lain
b.       Pengalaman dan pengamatan

 
 
                   Menentukan
                   Topik


1.       Mempersempit lingkup pembicaraan
2.       Mempermudah pola penggarapan
3.       Mempermudah pemahaman
4.       Menetapkan arah atau tujuan penulisan

 
 
                   Penetapan
                   tujuan             


1.       Informasi untuk penulisan
2.       Bahan pengalaman dan sumber pustaka
3.       Pengorganisasian ide
 
 
       Mengumpulkan
       bahan


1.       Memecah topik kedalam subtopik
2.       Berbemtuk kerangka topik/kalimat
3.       Logis, sistematis, dan konsisten
 
 


       kerangka
       karangan
Berdasarkan bagan diatas dapat disimpulkan bahwa persiapan sebelum membuat karya ilmiah (red: prapenulisan) adalah memilih/ menentukan topik, membatasi ruang lingkup topik, mencari bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penulisan dan mengorganisasikannya (ide) kedalam bentuk tulisan.
D.    Penentuan Judul
Judul merupakan kepala karangan atau nama yang dipakai untuk menunjukkan suatu tulisan. Judul juga memiliki kekuatan untuk menjelaskan dengan singkat mengenai suatu tulisan. Sebuah judul tulisan  ilmiah diharapkan mampu merefleksikan isi dan karya ilmiah tersebut.[19]
Judul yang menarik sangat beguna untuk menstimulasi ide penulis. Selain itu, penggunaan judul yang dilakukan dengan cerdas, menarik, menimbulkan rasa ingin membaca, serta relevan dengan penelitiannya,  maka lengkap sudah elemen judul yang berbobot.[20]
Realitas yang dihadapi mahasiswa dalam proses penetapan judul, kadang-kadang ada yang terasa lucu, hal ini terjadi, ketika seorang dosen atau pembimbing meminta mahasiswanya untuk mengajukan topik penelitian. Kemudian mahasiswa mengajukan judul ( kepala “ karangan”) , lantas dosen tersebut menolaknya.[21]
 Dalam hal ini mahasiswa salah mengartikan topik. Topik disamakan dengan judul, padahal bukan begitu. Topik adalah pokok masalah yang akan dijadikan objek penelitian ataupun objek pembahasan karya ilmiah sedangkan judul selalu diartikan sebagai kepala karangan.[22]
Penelitian atau pembahasan ilmiah selalu dianggap bukan karangan. Anggapan ini jadi tidak benar seluruhnya. Dalam proses ditetapkan judul penelitian untuk skripsi ( juga untuk karya tulis lainnya) diawali dengan penetapan berbagai masalah. Pada akhir kegiatan  kadang-kadang dirasakan bahwa judul itu tepat dan harus di ubah.[23]
Oleh karena itu, menetapkan judul diawal kegiatan biasanya bersifat sementara (tentatif), dan dimantapkan  secara tepat pada akhir kegiatan penelitian.[24]
Sebenarnya tidak aturan baku yang menyatakan judul sebuah tulisan ilmiah itu harus seperti apa. Tetapi di Indonesia pada umumnya, judul terbagi menjadi dua tingkat:
a.       Judul atas cenderung mengenai “what” atau apakah yang menarik dalam suatu karya ilmiah. Judul atas juga cenderung umum tidak terlalu spsesifik merujuk pada institusi atau nama.
b.      Sedangkan judul bagian bawah adalah “how to” misalnya bagaimana riset itu dilakukan, ada spesifikasi dimana dilakukan,  dan lain lain.[25]
Dari paparan diatas penulis buku berkesimpulan bahwa, judul mahasiswa S1 pada umumnya adalah menggunakan :
a.       Sistem What dan How to
b.      Dua tingkat judul
c.       Bahasa formal
d.      Judul atas lebih umum dan judu bawah lebih spesifik.[26]
Adapun menurut Sutrisno Hadi, judul penelitian pada wujudnya merupakan kalimat dalam bentuk satu kalimat pernyataan (dan bukan kalimat pertanyaan). Judul terdiri dari kata-kata yang jelas (tidak kabur), singkat ( tidak bertele-tele), deskriptif (berkaitan atau runtut), dan pernyatan tidak terlalu puitis dan bombastis.[27]

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan judul penelitian adalah:
1.      Judul harus mewakili isi karya ilmiah
2.      Relevan dengan penelitiannya
3.      Judul ringkas dan padat
4.      Menggunakan bahasa yang lugas, logis dan sistematis
5.      Bukan menggunakan kalimat pertanyaan
6.      Menarik dan bermanfaat
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Langkah awal prapenulisan dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah/ menulis adalah pertama: Memilih topik. Topik adalah pokok pembahasan atau hal yang ingin dibicarakan. Dalam memilih topik ada hal-hal yang harus perhatikan yaitu : topik harus dikuasai oleh penulis, menarik untuk diteliti dan didukung dengan sumber-sumber bahan informasi yang cukup, sehingga memudahkan penulis dalam mencari data dan mengembangkan ide. Dan hendaknya topik yang dipilih  bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.  Mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan ide, pengembangan keilmuan atau berdampak praktis terhadap nilai-nilai kehidupan. Kedua: Membatasi topik. Setelah topik ditemukan langkah selanjutnya adalah membatasi ruang lingkup topik. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penulis dalam menuangkan ide-idenya secara efektif dan efisien.
Masalah adalah inti persoalan yang tersirat dalam judul penelitian. Masalah adalah pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan untuk dicari jawabannya melalui langkah-langkah ilmiah dan berpikir ilmiah seorang peneliti. Jadi, masalah dalam penelitian harus betul-betul belum ditemukan jawabannya oleh peneliti. Sedangkan Judul merupakan kepala karangan atau nama yang dipakai untuk menunjukkan suatu tulisan. Judul yang menarik sangat beguna untuk menstimulasi ide penulis dan juga menarik hati para pembaca. Oleh karena itu dalam penentuan judul hendaklah memperhatikan : (1) Judul harus mewakili isi karya ilmiah, (2) bahasanya lugas, logis dan sistematis (3) menarik dan bermanfaat.




DAFTAR PUSTAKA
            Ardial , Bahdin Nur Tanjung . 2015. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, skripsi, danTesis).  Jakarta: Prenadamedia Group.
Darmawan, Deni. 2013.  Metodologi Penelitian Kuantitatif.  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukino. 2010. Menulis Itu Mudah. Yogyakarta: Pustaka Populer LkiS.
Wijaya Murti, Desideria Cempaka. 2015. 5 Kiat Jitu Menulis Ilmiah Di Bangku Kuliah. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.
WirarthA, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta:  C.V Andi Offset.



             


[1] Sukino, Menulis Itu Mudah, Yogyakarta, Pustaka Populer LkiS, 2010, hlm. 22
[2] Ibid., hlm. 22
[3] Ibid., hlm. 22
[4] Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, skripsi, danTesis),  Jakarta, Prenadamedia Group, 2015, hlm. 14
[5] Ibid., hlm. 14
[6] Ibid., hlm. 14-15
[7] Ibid., hlm. 15
[8] Ibid., hlm. 16-17
[9] Ibid., hlm. 16-17
[10] Ibid., hlm. 16-18
[11] Ibid.,hlm. 16-18
[12] Sukino, Op. Cit., hlm. 21
[13] I Made Wirartha, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Yogyakarta, C.V Andi Offset, 2006, hlm. 184
[14] Deni Darmawan,  Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung,  PT. Remaja Rosdakarya,2013, hlm. 82.
[15] Ibid., hlm 82
[16] Ibid., hlm. 23
[17] Ibid., hlm. 23
[18] ibid., hlm. 23
[19] Desideria Cempaka Wijaya Murti, 5 Kiat Jitu Menulis Ilmiah Di Bangku Kuliah, Yogyakarta, Cahaya Atma Pustaka, 2015, hlm. 101
[20] Ibid., hlm. 108
[21] Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Op.Cit., hlm. 19
[22] Ibid., hlm 19
[23] IbId., hlm. 19
[24] IbId., hlm. 19
[25] Desideria Cempaka Wijaya Murti, Op.Cit., hlm. 102
[26] Ibid., hlm. 104
[27] Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Op.Cit., hlm. 20

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan Aqidah Akhlak Menurut Al Qur'an

PROSES PENELITIAN KUANTITATIF, MASALAH, RUMUSAN MASALAH DAN PARADIGMA SEDERHANA