PERKEMBANGAN MASA DEWASA AKHIR (MANULA)
PERKEMBANGAN
MASA DEWASA AKHIR
(MANULA)
Disusun Guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Psikologi Perkembangan
Dosen pengampu : Sulasfiana Alfi Raida, M. Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 7 / G – PAI
1.
Lina Ni’matul Farida (1510110241)
2.
Gita Indah Cahyani (1510110242)
3.
Falikhatul
Muyasaroh (1510110247)
4.
Roiha Nur Habiba (1510110261)
5.
M. Syihabuddin (1510110270)
6.
Fatmawati (1510110274)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI KUDUS
2017
Perkembangan
Masa Dewasa Akhir (Manula)
A.
Tugas
Perkembangan pada Masa Lanjut Usia
Orang tua adalah
periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana
seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan,atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.[1]
Masa lanjut usia ini dimulai
dari usia 60 tahun sampai dengan meninggal, yang ditandai dengan adanya
perubahan fisik dan psikologis yang semakin menurun.[2]
Gambaran
tugas-tugas perkembangan masa dewasa lanjut menurut Havighurst:
1.
Penyesuaian
terhadap kekuatan fisik yang menurun
2.
Menyesuaikan
diri dengan kematian teman hidup, menemukan relasi dengan teman kelompok sebaya
3.
kewajiban-kewajiban
sosial dan warga negara
4.
Penyesuaian
dengan gaji yang berkurang dan keadaan pensiun
5.
Merealisasikan keadaan
hidup fisik yang sesuai.[3]
B.
Penyesuaian
Diri Terhadap Perubahan Fisik
1. Sistem Saraf
Penuaan sistem
saraf pusat memengaruhi banyak sekali aktivitas kompleks. Sekalipun bobot otak
berkurang selama masa dewasa, penelitian pencitraan otak dan otopsi terhadap
mayat mengungkapkan bahwa kemunduran itu menjadi lebih besar sejak usia enam
puluhan dan mencapai 5 hingga 10 persen di usia 80 tahun, karena kematian
neuron dan pembesaran ventrikel (rongga) dalam otak.
Kehilangan
neuron terjadi di seluruh bagian korteks otak, dengan penyusutan lebih besar
pada cuping depan dan korpus kolosum. Otak kecil juga mengalami kehilangan
neuron. Akan tetapi, otak mengimbanginya dengan membentuk sinapsis baru dan
dalam beberapa hal, mengahsilkan neuron baru. Sistem saraf otonom kurang
berfungsi baik di usia lanjut dan lebih banyak melepaskan hormon stres.[4]
2. Sistem sensorik
a. Penglihatan
Di masa dewasa
akhir penglihatan semakin menurun . kornea (selaput bening mata menjadi
lebih tembus cahaya, yang mengaburkan gambar dan menambah kepekaan pada silau.
Lensa terus menguning sehingga memicu gangguan lebih lanjut dalam perbedaan
warna. Jumlah individu yang menderita katarak –daerah kabur pada lensa sehingga
membuat penglihatan menjadi kabur dan bila tidak di operasi akan menyebabkan
kebutaan-meningkat sepuluh kali lipat dari masa dewasa pertengahan hingga masa
dewasa akhir., menyerang 25% orang di usia 70-an dan 50% diusia 80an.[5]
b. Pendengaran
Berkurangnya
suplai darah dan kemampuan sel alami pada telinga bagian dalam dan korteks
pendengaran, bersama dengan mengerasnya membran (seperti gendang telinga)
menyebabkan menurunnya kemampuan mendengar di masa dewasa akhir. 40% lansia
menderita kehilangan pendengaran, sering kali disebabakan oleh press-bycusis,
penurunan dalam kemampuan suara yang bernada tinggi yang berkaitan dengan usia.
press-bycusis membuat sulit untuk mendengar apa yng dikatakan orang lain,
terutama apabila ada suara lain dari radio atau televisi atau beberapa orang
berbicara bersamaan. Penyebab lain dari kehilangan pendengaran adalah
keterpaparan parah dari suara tinggi, rokok, sejarah infeksi telinga tengah,
dan keterpaparan parah terhadap bahan kimia tertentu dalam jangka yang lama.[6]
c. Rasa
dan Bau
Menurunnya
kepekaan terhadap empat rasa utama, manis, asin, asam, dan pahit terlihat jelas
pada banyak orang dewasa yang melewati usia 60 tahun. Menurunnya kepekaan rasa
ini mungkin disebabkan oleh faktor penuaan, selain itu juga bisa disebabkan
kebiasaan merokok, gigi palsu, obat-obatan.
Kehilangan indra
ini dapat merupakan bagian normal dari penuaan., tetapi dapat juga disebabkan
oleh berbagai jenis penyakit dan obat-obatan, oleh pembedahan , atau
keterpaparan terhadap materi beracun.[7]
d. Sentuhan
Setelah usia 70
tahun, hampir semua lansia mengalami penerunan persepsi sentuhan pada tangan,
khususnya ujung jari, yang diyakini karena hilangnya reseptor sentuhan dalam
daerah-daerah tertentu kulit dan melambatnya sirkulasi darah pada kaki dan
tangan.[8]
3. Sistem kardiovastuler dan pernafasan
Jantung kurang kuat dalam memompa, laju denyut jantung
maksimum meningkat, aliran darah keseluruh sistem peredaran darah melambat. Hal
ini berarti bahwa tidak cukup oksigen dialirkan pada jaringan tubuh selama
aktifitas fisik tinggi.
Perubahan dalam sistem pernafasan menambah dampak
berkurangnya pengoksigenan. Oleh karena itu jaringan paru-paru secara perlahan
kehilangan elastisitasnya, kapasitas vital berkurang hingga separuh antara usia
25 dan 80 tahun.
4. Sitem Imuns
Sistem imun mengalami mal fungsi dengan beralih
menyerang jaringan tubuh normal dalam sebuah respon autoimun. Sistem imun yang
kurang baik bisa meningkatkan resiko orang lensia terserang berbagai penyakit.
Orang dewasa usia tua memiliki tingkat imun kekebalan yang berbeda-beda.[9]
C.
Perubahan
Kemampuan Mental pada Usia Lanjut
Hasil
studi para psikolog telah memperkuat kepercayaan yang populer dalam masyarakat,
bahwa dengan kecenderungan tentang menurunya berbagai hal, secara otomatis akan
timbul kemunduran kemampuan mental. Para ilmuan dan penelitian ilmiah berusaha
mengukur apa yang dinamakan kemunduran mental, yang menurut dugaan kemunduran
mental terjadi sejak awal usia lanjut. Penelitian ilmiah tersebut juga mencoba
mencari perbedaan perubahan mental bagi setiap individu yang secara
kronologis mempunyai persamaan usia tetapi mempunyai perbedaan intelektual.
1.
Penyebab
perubahan dalam kemampuan mental
Pada masa lalu
diduga bahwa kerusakan mental yang tidak dapat dihindari juga diikuti oleh
kerusakan fisik. menurunya kondisi fisik yang menunjang terjadinya kerusakan
mental telah ditunjukan
dengan fakta bahwa perlakuan terhadap hormon seks pada wanita berusia
lanjut dapat meningkatkan kemampuan berpikir, mempelajari bahan baru,
menghapal, mengingat, dan meningkatkan kemauan untuk mengeluarkaan energi
intelektual. Pada pihak lain beberapa kondisi phatologis seperti tekanan darah
tinggi, mengarah pada hilangnya kemampuan intelektual pada usia lanjut meskipun
menurut Wilkie dan Eisdorfer bahwa gangguan-gangguan semacam itu bukan
merupakan bagian dari proses ketuaan yang normal.
Langkahnya
perangsang dari lingkungan juga memepengaruhi kecepatan tingkat penurunan kemampuan mental. Dalam
hal seperti belajar aspek motorik, kelanjutan dari latihan yang dilakukan
selama bertahun-tahun akan memeperlambat kecepatan tingkat penurunan mental.
Mereka yang terus bekerja sampai akhir masa hidupnya memiliki otak yang lebih
normal dibanding dengan yang nganggur.
Dan kelemahan
secra menyeluruh yang diakibatkan oleh menuruny kemampuan intelektual terutama
disebabkan oleh pendengaran yang buruk. Dan ketika lansia terganggu
pendengaranya sehingga gagal menangkap yang dibicarakan mereka akan berkata
bahwa kesadaran mentalnya sudah berubah tidak seperti dulu lagi.
2.
Variasi
perubahan mental
Seperti
penurunan pada aspek lainya, penurunan mental setiap individu berbeda. Tidak ada
usia tertentu sebagai awal mula terjadinya penurunan mental dan pola khusus
dalam penurunan mental untuk semua orang lanjut usia.
Secara umum,
mereka yang memiliki pengalaman intelektual lebih tinggi secara relatif
penurunan dalam efisiensi mental kurang dibanding mereka yang pengalaman
intelektualnya rendah. Di samping ada perbedaan dalam tingkat penurunan mental
diantara individu dalam usia kronologis yang sama , pada individu yang sama juga
terjadi perbedaan tingkat penurunan kemampuan mental yang berbeda.
D.
Perubahan
Minat Pada Usia Lanjut
1. Minat pribadi
a. Minat dalam diri sendiri
Orang menjadi
semakin dikuasai oleh dirinya sendiri apabila semakin tua. Orang mungkin
menjadi sangat berorientasi pada egonya (egocentric) dan pada dirinya (self
centred) dimana mereka lebih berpikir dirinya dari pada orang lain dan kurang
memperhatikan keinginan dan kehendak orang lain.
b. Minat pada penampilan
Walaupun
beberapa orang berusia lanjut menganggap penting penampilan mereka seperti dulu
dilakukan, tetapi banyak juga yang menunjukan sikap tidak perduli terhadap
penampilannya. Mereka
mungkin akan berhenti dalam merawat pakaian, bahakan mereka tidak ambil pusing
dengan perawatan diri. Sebagian da yang tampak kotor dan jorok dalam
penampilan, tetapi umumnya tidak banyak menggunakan waktu agar penampilanya
lebih menarik. Biasanya hal tersebut dipengaruhi oleh status ekonomi dan
lingkungan.
c. Minat terhadap pakaian
Minat terhadap
pakaian tergantung pada sejauh mana orang berusia lanjut terlibat dalam
kegiatan sosial. Sebagian tergantung pada ststus ekonomi , dan sebagian lagi
tergantung pada kesadaran untuk menerima kenyataan bahwa mereka telah lanjut
usia sehingga harus menyesuaikan diri. Beberap orang berusia lanjut ada yang
masih terus menggunakan
gaya dan model yang biasa mereka pakai pada masa muda dan madya sehingga
menolak untuk menggunakan model masa kini, walaupun mereka harus memesan secara
khusus pada penjahit.
d. Minat terhadap uang
Minat terhadap
uang selama usia tua semakin berkurang , yang biasanya kesaran tentang itu
semakin besar sejalan dengan bertambahnya usia. Pensiunan atau pengangguran
mungkin akan menjalani masa tuanya dengan pendapatan yang kurang bahkan mungkin
tanpa pendapatan sama sekali, kecuali mereka yang memenuhi syarat untuk
memeperoleh dana sosial atau jaminan kesejahteraan. Masalah seperti ini
menjadikan mereka memfokuskan perhatian pada berbagai usaha untuk memeperoleh
uang dan merangsang minat mereka untuk berusaha keras dalam mencari uang.
e. Minat untuk rekreasi
Pria dan wanita
berusia lanjut cenderung untuk tetap tertarik pada kegiatan rekreasi yang biasa
dinikmati pada masa mudanya, dan mereka hanya akan mengubah minat tersebut
kalau betul-betul diperlukan. Perubahan utama yang terjadi adalah secara
bertahap mempersempit minat dibanding perubahan radikal terhadap pola yang
sudah dibentuknya, dan mengubah minat ke bentuk rekreasi yang bersifat
permanen.
Kegiatan
rekreasi yang biasa dilakukan pada usia lanjut diantaranya: membaca, menulis
surat, mendengar radio, menonton TV, berkunjung ke rumah teman atau saudara,
menjahit, menyulam, berkebun, piknik, jalan-jalan, bermain kartu, pergi ke
gedung film, turut serta dalam kegiatan kewarganegaraan, organisasi , politik
atau keagamaan.
2. Minat dalam sosial
Dalam
bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang merasa menderita karena
jumlah kegiatan sosial yang dilakukanya semakin berkurang. Hal ini lazim
diistilahkan sebagai lepas dari kegiatan kemasyarakatan (social
disengagement) , yaitu suatu proses pengunduran diri secara timbal balik
pada masa lanjut usia dari lingkungan sosial.
3. Minat terhadap keagamaan
Walaupun
terdapat kepercayaan yang populer dalam masyarakat yang mengatakan bahwa orang
tertarik pada kegiatan keagamaan pada saat kehidupanya hampir selesai, akan
tetapi bukti-bukti yang menunjang kepercayaan seperti ini sangat sedikit.
Sementara orang berusia lanjut menjadi lebih tertarik pada kegiatan keagamaan
karena hari kematiannya semakin dekat, atau mereka tidak mampu, tetapi pada
umumnya mereka tidak harus tertarik pada kegiatan keagamaan karena kegiatan tersebut dapat
menciptakan minat baru atau merupakan titik perhatian baru.
Beberapa
pengaruh umum dari perubahan keagamaan selama usia lanjut:
a.
Toleransi
keagamaan, dengan meningkatnya usia seseorang tidak sulit mengikuti dogma-dogma
agama dan melakukan kunjungan ke gereja, pendeta atau ke orang-orang yang
berbeda kepercayaan.
b.
Keyakinan
keagamaan, perubahan keyakinan pada usia lanjut umumnya dalam pengarahan
menerima keyakinan tradisional dikaitkan dengan kepercayaan sseorang.
c.
Ibadat
keagamaan, menurunya kehadiran dalam kegiatan di gereja pada usia lanjut karena
tidak ada minat adalah lebih sedikit dibanding faktor lain sperti sakit tidak
ada transportasi, tidak memiliki pakaian yang sesuai, atau malu karena tidak
mampu menyumbang uang.
4. Minat terhadap mati
Semakin lanjut
usia seseorang, biasanya mereka menjadi semakin kurang tertarik pada kehidupan
akherat dan lebih mementingkan tentang kematian itu sendiriri serta kematianya.
Pendapat semacam ini benar, khususnya bagi orang yang kondisi fisik dan mentalnya
semakin memburuk. Pada waktu kesehatanya memburuk, mereka cenderung
berkonsentrasi pada masalah kematian dan mulai dipengaruhi oleh perasaan
seperti itu. Hal ini secara langsung bertentangan dengan pendapat orang muda
yang menganggap kematian bagi mereka tampaknya masih jauh dan karena itu mereka
kurang memikirkan kematian.
Apabila
keinginan terhadap kematian berubah dari tertarik terhadap kehidupan setelah
mati, yang merupakan ciri-ciri orang yang masih muda, menjadi kematian diri
seseorang, sebagai ciri-ciri orang yang telah tua, penelitian itu menunjukan
bahwa keinginan tersebut ada dalam berbagai bentuk. Ada 5 pertanyaan yang hampir selalu
ditanyakan oleh orang berusia lanjut terhadap diri mereka sendiri atau
yang ditanyakn kepada orang lain pada suatu kesempatan lainnya tentang
kematian. Pertanyaan tersebut adalah :
“kapan saya akan mati?”
“apakah yang
menyebabkan kematian saya?”
“apakah yang dapat saya
lakukan terhadap kematian seperti yang
saya inginkan ?”
“apakah saya dibenarkan
bunuh diri?”
“bagaimana saya dapat
mati dengan baik?”[10]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tugas
Perkembangan pada Masa Lanjut Usia
1.
Penyesuaian
terhadap kekuatan fisik yang menurun
2.
Menyesuaikan
diri dengan kematian teman hidup, menemukan relasi dengan teman kelompok sebaya
3.
kewajiban-kewajiban
sosial dan warga negara
4.
Penyesuaian
dengan gaji yang berkurang dan keadaan pensiun
5.
Merealisasikan
keadaan hidup fisik yang sesuai.
Adanya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik
baik itu pada sistem saraf, sistem sensoris, sistem kardiovaskuler dan
pernafasan dan sistem imun.
Secara umum, mereka yang memiliki pengalaman
intelektual lebih tinggi secara relatif penurunan dalam efisiensi mental kurang
dibanding mereka yang pengalaman intelektualnya rendah. Di samping ada
perbedaan dalam tingkat penurunan mental diantara individu dalam usia
kronologis yang sma , pada individu yang sama juga terjadi perbedaan tingkat
penurunan kemampuan mental yang berbeda.
Adanya perubahan minat pada usia lanjut, yaitu baik
minat pribadi, minat untuk rekreasi, minat sosial, minat keagamaan dan minat
mati.
DAFTAR PUSTAKA
Diane E. Papalia et al. 2008. Human development psikologi
perkembangan. Jakarta: Kencana.
Elizabeth B. Harlock. 2002.
Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta:Erlangga
Laura E. Berk. 2012.
Live span development dari masa dewasa
awal sampai menjelang ajal. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Rosleni Marliani. 2015. Psikologi Perkembangan, Bandung : Pustaka setia.
[1] Elizabeth
B. Harlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, Jakarta: Erlangga 2002, Hlm. 382.
[4] Laura
E. Berk, Live Span Development Dari Masa Dewasa Awal Sampai Menjelang Ajal, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012, hlm. 194
[5]
Ibid, hlm. 195
[6]
Diane E. Papalia et al, Human
Development Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, 2008, hlm. 862
[7]
Ibid, hlm. 862
[8]
Laura E. Berk, Live Span Development Dari Masa Dewasa Awal Sampai Menjelang
Ajal, hlm. 199
[10] Elizabeth
B. Harlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, hlm. 391-404
Comments
Post a Comment