PROSES PENELITIAN KUANTITATIF, MASALAH, RUMUSAN MASALAH DAN PARADIGMA SEDERHANA
PROSES PENELITIAN KUANTITATIF, MASALAH, RUMUSAN MASALAH DAN
PARADIGMA SEDERHANA
MAKALAH
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Kuliah
Mata Kuliah :
Metodologi Penelitian Kuantitatif
Dosen pengampu : Nanang Nabhar
Fakhri ‘Auliya, M.Pd.
Disusun Oleh :
Lina Ni’matul Farida (1510110241)
Ismi Maimunah (1510110244)
Suci Indah Sari (1510110252)
Ulin Nik’mah (1510110253)
Ahmad Arwan (1510110256)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita
selalu diperhadapkan dengan berbagai persoalan atau permasalahan, baik yang
bersifat awam maupun masalah yang menuntut pemecahan secara sistematik.
Masalah-masalah tersebut pemecahannya sering dengan cara sederhana saja dan
bersifat segera dan tidak membutuhkan data-data pendukung.Disamping
masalah-masalah awam, ada masalah-masalah yang bersifat kompleks atau rumit
yang pemecahannya menuntut dan memerlukan pengumpulan sejumlah data pendukung
yang dipergunakan untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan. Masalah yang
seperti inilah yang menjadi perhatian kita, khususnya dalam dunia pendidikan.
Masalah seperti ini menuntut metode ilmiah untuk penyelesaiannya, yaitu melalui
langkah-langkah tertentu dalam usaha memecahkan masalah yang dijumpai.
Kedudukan masalah dalam alur
prosedur penelitian sangatlah penting, bahkan lebih penting dari solusi atau
jawaban yang akan diperoleh/dicari, karena masalah yang dipilih dapat
menentukan perumusan masalah, tujuan, hipotesis, kajian pustaka yang akan
digunakan bahkan juga untuk menentukan metodologi yang tepat untuk
memecahkannya.
Dalam dunia pendidikan banyak fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan kait-mengkait yang mengganjal yang perlu dipecahkan dalam suatu penelitian. Namun tidak semua masalah itu harus dipecahkan secara ilmiah. Olehnya itu makalah ini akan membahas masalah-masalah dalam dunia pendidikan yang dapat diselesaikan dengan suatu penelitian.
Dalam dunia pendidikan banyak fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan kait-mengkait yang mengganjal yang perlu dipecahkan dalam suatu penelitian. Namun tidak semua masalah itu harus dipecahkan secara ilmiah. Olehnya itu makalah ini akan membahas masalah-masalah dalam dunia pendidikan yang dapat diselesaikan dengan suatu penelitian.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana
Proses Penelitian Kuantitatif ?
2. Apa yang di Maksud
Masalah, dan Rumusan Masalah dalam Penelitian?
3. Bagaimana
Bentuk Paradigma Sederhana dalam Penelitian Penelitian?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses Penelitian
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau
proses sistematik untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan
metode ilmiah. Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan,
memprediksikan, dan mengontrol fenomena. Tujuan ini di dasarkan pada asumsi
bahwa semua perilaku dan kejadian adalah benturan dan bahwa semua akibat
mempunyai penyebab yang dapat diketahui.
Penelitian didefenisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang sistematik. McMillan dan Schumacher (1989) dalam Wiersma (1991:7) mendefenisikan penelitian sebagai “suatu proses sistematik pengumpulan dan penganalisisan informasi (data) untuk berbagai tujuan.” Sementara Kerlinger (1990 : 17) mendefenisikan penelitian ilmiah sebagai “penyelidikan sestematik, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena sosial yang dibimbing oleh teori dan hipotesis tentang dugaan yang berhubungan dengan fenomena tersebut.”[1]
Penelitian didefenisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang sistematik. McMillan dan Schumacher (1989) dalam Wiersma (1991:7) mendefenisikan penelitian sebagai “suatu proses sistematik pengumpulan dan penganalisisan informasi (data) untuk berbagai tujuan.” Sementara Kerlinger (1990 : 17) mendefenisikan penelitian ilmiah sebagai “penyelidikan sestematik, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena sosial yang dibimbing oleh teori dan hipotesis tentang dugaan yang berhubungan dengan fenomena tersebut.”[1]
Setiap Penelitian selalu berangkat dari masalah ,
dalam penelitian kuantitatif masalah yang di bawa oleh peneliti harus sudah
jelas, sedangkan masalah dalam kualitatif masih bersifat sementara. Setelah
masalah di identifikasi dan di batasi maka selanjutnya masalah tersebut di
rumuskan. Rumusan masalah pada umumnya
di nyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan ini akan dapat memandu
peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, maka peneliti menggunakan
berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian
kuantitatif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut.
jawaban jawaban terhadapp rumusan masalah yyang baru menggunakan teori tersebut
dinamakan hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap Masalah
penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.[2]Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah tersebut, selanjutnya akan
dibuktikan kebenarrannya secara empiris berdasarkan data dari lapangan. Untuk
itu peneliti mengumpulkan data.pengumpulan data di lakukan pada populasi
tertentuu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Hal yang perlu diperhatikan oleh
peneliti adalah bahawa ia tidak boleh
mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan
data yang hanya bisa membanu memenuhi
keinginannya, atau memanipulasi data sedemikian rupa sehingga mengarah
keterbuktian hipotesis.[3]
Meneliti adalah mencari data yang teliti untuk itu
peneliti perlu menggunakan instrumen penelitian. Karena pada prinsipnya
meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yag baik (instrumen penelitan). Dalam ilmu-ilmu
alam,teknik, dan ilmu-ilmu empirik lainnya, instrumen penelitian seperti
termometer untuk mengukur suhu, timbangan untuk mengukur berat. Agar instrumen
dapat dipercaya maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah
instrumen teruji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk
mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk diteliti. Instrumen untuk
pengumpulan data berbentuk test dan nontest.
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam
analisis kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Data hasil analisis
selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasana. Penyajian data dapat
menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, garis
batang,piechart (diagram lingkaran), dan pictogram.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka
selanjutnya disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban terhadap rumusan masalah
berdasarkan data yang telah terkumpul. Peneliti memberikan saran-saran
berdasarkan kesimpulan hasil penelitian.[4]
B. Masalah, dan Rumusan Masalah dalam Penelitian
1.
Masalah
Menurut Notoatmodjo (2002) Masalah Penelitian secara
umum dapat diartikan sebagi “Suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya
dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada
atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan
kenyataan”.[5]
Penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan data yang anatara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari
masalah.menemukan masalah dalam penelitian
Merupakan pekerjaan yang tidak mudah.Masalah dapat diperoleh dari
kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal-hal
yang aneh. Masalah juga bisa diperoleh dari membaca buku. Masalah yang
paling baik apabila datang dari dirinya sendiri
karena didorong oleh kebutuhan memperoleh jawabannya.[6]
Menurut Hulley & Cummings dalam Siswanto, dkk
(2013) harus memenuhi persyaratan atau kriteria “FINER”( yaitu: Feasible,
Interisting, Novel, Ethical, Relevan, ), maksudnya:
1.
Feasible: tersedia cukup subjek
penelitian, dana, waktu, alat dan keahlian.
2.
Interisting: masalah yang akan
diangkat untuk topik penelitian hendaknya yang aktual sehingga menarik untuk
diteliti.
3.
Novel: masalah dapat membantah
atau mengkonfirmasi penemuan atau penelitian terdahulu, melengkapi atau
mengembangkan hasilpenelitian sebelumnya, atau menemukan sesuatu yang baru.
4.
Ethical: masalah penelitian
hendaknya tidak bertentangan dengan Etika.
5.
Relevan: masalah penelitian
sebaiknya disesuaikan juga dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK), ditujukan untuk meningkatkan atau mengembangkan keilmuan dan
penelitian yang berkelanjutan. [7]
2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-peryataan apa saja
yang ingin kita cari jawabannya. Dapat dinyatakan bahwa perumusan masalah
merupakan pernyataan spesifik mengenairuanglingkupmasalahyangakanditeliti.
Rumusan masalah diperoleh dari identifikasi masalah yang sudah diajukan. Jika identifikasi masalah masih sangat luas cakupannya, maka rumusan masalah merupakan masalah spesifik yang sudah dibatasi untuk diteliti lebihlanjutolehpeneliti.
Dalam rumusan masalah yang dibuat, sudah tergambar dengan jelas desain penelitian yang akan dilakukan, apakah menggunakan desain kualitatif, kuantitatif (korelasional, komparasi, dan deskriptif), dan seterusnya.[8]
Rumusan masalah diperoleh dari identifikasi masalah yang sudah diajukan. Jika identifikasi masalah masih sangat luas cakupannya, maka rumusan masalah merupakan masalah spesifik yang sudah dibatasi untuk diteliti lebihlanjutolehpeneliti.
Dalam rumusan masalah yang dibuat, sudah tergambar dengan jelas desain penelitian yang akan dilakukan, apakah menggunakan desain kualitatif, kuantitatif (korelasional, komparasi, dan deskriptif), dan seterusnya.[8]
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah
itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka
rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan
data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah,
karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Berdasarkan bentuk masalah dapat dikelompokan kedalam
bentuk masalah
1.
Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabbel mandiri , baik hanya
pada satu variabel atau lebih.
2.
Rumusan masalah komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sample
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda
3.
Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubngan antara dua variabel atau lebih.
Berikut Langkah-langkah perumusan masalah
1.
Tentukan
fokus penelitian
2.
Cari
berbagai kemungkinan factor yang ada kaitan dengan focus tersebut yang dalam
hal ini dinamakan subfokus
3.
Dari
antara factor – factor yang terkait adakan pengkajian mana yang sangat menarik
untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih
C. Paradigma Sederhana dalam
Penelitian Kuantitatif.
Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh
Thomas Kuhn (1962), dan kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970).
Menurut Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang
dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang kemudian
menghasilkan mode of knowing yang spesifik. Definisi tersebut dipertegas oleh
Friedrichs (1980), sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin
ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.
Pengertian lain dikemukakan oleh George Ritzer, dengan menyatakan paradigma
sebagai pandangan yang mendasar dari para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok
persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang/disiplin ilmu
pengetahuan.[10]
Penelitian Kuantitatif yang dilandasi pada suatu
asumsi bahwa suatu gejala itu dapat
diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat kausal, maka peneliti dapat
melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan
antara variabel yang akan di teliti tersebut selanjutnya disebut sebaga iparadigma
penelitian. Jadi, paradigma dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang
menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, serta teknik analisis statistik
yang akan digunakan. Paradigma sederhana merupakan paradigma penelitian
yang terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Terdiri dari satu variabel independen (X) dan dependen (Y).
Rumusan masalah dapat berbentuk deskriptif yaitu bagaimana X dan bagaimana Y;
atau berbentuk asosiatif atau hubungan yaitu bagaimana hubungan X dengan Y.
Teori yang digunakan adalah berkaitan dengan X dan Y. Hipotesis yang sering
digunakan adalah asosiatif yaitu "ada hubungan yang positif dan signifikan
antara X dengan Y atau tidak ada hubungan yang positif dan tidak signifikan
antara X dengan Y". Teknik analisis yang digunakan bila kedua variabel
bentuk datanya adalah interval atau rasio maka pengujian hipotesis asosiasi
dengan teknik korelasi product moment.[11]
BAB
III
PENUTUP
A.Simpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut
:
1.
Proses penelitian kuantitatif
adalah
a.
Rumusan Masalah
b.
Landasan teori
c.
Perumusan Hipotesis
d.
Pengumpulan data
e.
Analisis data
f.
Penyajian
2.
Masalah adalah Suatu kesenjangan
(gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau
antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi
serta antara harapan dan kenyataan, sedangkan Rumusan
masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-peryataan
apa saja yang ingin kita cari jawabannya. Dapat dinyatakan bahwa perumusan
masalah merupakan pernyataan spesifik mengenai ruang lingkup masalah yang akan
diteliti.
3.
Paradigma Sederhana merupakan pola
pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang
sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,2010. Prosedur Penelitian,Jakarta:Rineka
Cipta.
Azwar,2009. Metode
Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Emzir,2012. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan
Kualitatif, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Nazir Mohammad,1998. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Sangaji, E.M., Sopiah. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian.Yogyakarta.
Andi Offset.
Sedarmayanti dan Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung: CV Mandar Maju.
Sugiyono,2008. Metode Penelitian Pendidikan,(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D),Bandung:Alfabeta.
https://alyoga562.wordpress.com/2015/12/05/metodologi-penelitian-kuantitatif-proses-penelitian-masalah-variabel-dan-paradigma-penelitian/,
Diakses pada Tanggal 28 Oktober 2017 Pukul 19.00 WIB
[1] Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan
Kuantitatif dan Kualitatif, ( Jakarta : Raja Grafindo
Persada,2012),Hlm.3
[2] Mohammad Nazir, Metode Penelitian( Jakarta : Ghalia
Indonesia,1998),Hlm.12.
[3] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta:Rineka
Cipta, 2010),Hlm. 109.
[4] Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan,(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),(Bandung:Alfabeta,2008),Hlm.53
[5] Azwar, Metode Penelitian. (Yogyakarta. Pustaka Pelajar,2009),Hlm.29
[6] Suharsimi Arikunto, Op.Cit.,Hlm.69.
[7] Sangaji, E.M., Sopiah. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis
dalam Penelitian.(Yogyakarta. Andi Offset)Hlm.67.
[8] Sedarmayanti
dan Hidayat Metodologi Penelitian. (Bandung: CV Mandar Maju,2011),Hlm.67
[9] Suharsimi Arikunto,Op.Cit, Hlm.89
[10] https://alyoga562.wordpress.com/2015/12/05/metodologi-penelitian-kuantitatif-proses-penelitian-masalah-variabel-dan-paradigma-penelitian/, Diakses pada Tanggal 28 Oktober
2017 Pukul 19.00 WIB
[11]Sugiyono, Op.Cit, Hlm. 66.
Comments
Post a Comment